Jumat, 21 Desember 2012

Lirik Lovarian Perpisahan Termanis

Bila nanti kita berpisah
Jangan kau lupakan
Kengan yang indah
Kisah kita

Jika memang kau tak tercipta
Untuk ku miliki
Cobalah mengerti
Yang terjadi
Bila mungkin memang tak bisa
Jangan pernah coba memaksa
Tuk tetap bertahan
Di tengah kepedihan
Jadikan ini
Perpisahan yang termanis
Yang indah dalam hidupmu
Sepanjang Waktu
Semua berakhir
Tanpa dendam dalam hati
Maafkan semua salahku
Yang mungkin menyakitimu
Semoga kelakkan kau temukan
Kekasih sejati
Yang kan menyayangi
Lebih dariku
Bila mungkin memang tak bisa
Menyatukan perbedaan kita
Dan tetap bertahan
Ditengah kepedihan
Jadikan ini
Perpisahan yang termanis
Yang indah dalam hidupmu
Sepanjang Waktu
Semua berakhir
Tanpa dendam dalam hati
Maafkan semua salahku
Yang mungkin menyakitimu

Rabu, 19 Desember 2012

Sejarah Asal Mula Candi Borobudur





Sejarah Candi Borobudur terletak di Desa Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Candi ini merupakan candi Buddha terbesar kedua setelah Candi Ankor Wat di Kamboja dan termasuk dalam salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Ada beberapa versi mengenai asal usul nama candi ini. Versi pertama mengatakan bahwa nama Borobudur berasal dari bahasa Sanskerta yaitu “bara” yang berarti “kompleks candi atau biara” dan “beduhur” yang berarti “tinggi/di atas”.

Versi kedua mengatakan bahwa nama Sejarah Candi Borobudur kemungkinan berasal dari kata “sambharabudhara” yang berarti “gunung yang lerengnya berteras-teras”. Versi ketiga yang ditafsirkan oleh Prof. Dr. Poerbotjoroko menerangkan bahwa kata Borobudur berasal dari kata “bhoro” yang berarti “biara” atau “asrama” dan “budur” yang berarti “di atas”.

Pendapat Poerbotjoroko ini dikuatkan oleh Prof. Dr. W.F. Stutterheim yang berpendapat bahwa Bodorbudur berarti “biara di atas sebuah bukit”. Sedangkan, versi lainnya lagi yang dikemukakan oleh Prof. J.G. de Casparis berdasarkan prasati Karang Tengah, menyebutkan bahwa Borobudur berasal dari kata “bhumisambharabudhara” yang berarti “tempat pemujaan bagi arwah nenek moyang”.



Masih berdasarkan prasasti Karang Tengah dan ditambah dengan prasasti Kahuluan, J.G. de Casparis dalam disertasinya tahun 1950 mengatakan bahwa Sejarah Candi Borobudur diperkirakan didirikan oleh Raja Samaratungga dari wangsa Sayilendra sekitar tahun Sangkala rasa sagara kstidhara atau tahun Caka 746 (824 Masehi) dan baru dapat diselesaikan oleh puterinya yang bernama Dyah Ayu Pramodhawardhani pada sekitar tahun 847 Masehi. Pembuatan candi ini menurut prasasti Klurak (784 M) dibantu oleh seorang guru dari Ghandadwipa (Bengalore) bernama Kumaragacya dan seorang pangeran dari Kashmir yang bernama Visvawarma.

Versi Lainnya

Asal Usul Sejarah Borobudur – Candi borobudur merupakan salah satu obyek wisata yang terkenal di Indonesia yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Candi Borobudur didirikan sekitar tahun 800-an Masehi oleh para penganut agama Buddha Wahayana. Dalam sejarah candi borobudur, terdapat berbagai teori yang menjelaskan asal usul nama candi borobudur. Salah satunya menyatakan bahwa nama borobudur kemungkinan berasal dari kata Sambharabhudhara yang artinya “gunung” (bhudara) di mana di lereng-lerengnya terletak teras-teras.

Selain itu terdapat beberapa etimologi rakyat lainnya. Misalkan kata borobudur berasal dari ucapan “para Buddha” yang karena pergeseran bunyi menjadi borobudur. Penjelasan lain ialah bahwa nama ini berasal dari dua kata “bara” dan “beduhur”. Kata bara konon berasal dari kata vihara, sementara ada pula penjelasan lain di mana bara berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya kompleks candi atau biara dan beduhur artinya ialah “tinggi”, atau mengingatkan dalam bahasa Bali yang berarti “di atas”. Jadi maksudnya ialah sebuah biara atau asrama yang berada di tanah tinggi.

Sejarawan J.G. de Casparis dalam disertasinya untuk mendapatkan gelar doktor pada 1950 berpendapat bahwa Borobudur adalah tempat pemujaan. Berdasarkan prasasti Karangtengah dan Kahulunan, Casparis memperkirakan pendiri Borobudur adalah raja Mataram dari wangsa Syailendra bernama Samaratungga, yang melakukan pembangunan sekitar tahun 824 M.

Bangunan raksasa itu baru dapat diselesaikan pada masa putrinya, Ratu Pramudawardhani. Pembangunan Borobudur diperkirakan memakan waktu setengah abad. Dalam prasasti Karangtengah pula disebutkan mengenai penganugerahan tanah sima (tanah bebas pajak) oleh Çr? Kahulunan (Pramudawardhani) untuk memelihara Kam?l?n yang disebut Bh?misambh?ra. Istilah Kam?l?n sendiri berasal dari kata mula yang berarti tempat asal muasal, bangunan suci untuk memuliakan leluhur, kemungkinan leluhur dari wangsa Sailendra. Casparis memperkirakan bahwa Bh?mi Sambh?ra Bhudh?ra dalam bahasa sansekerta yang berarti “Bukit himpunan kebajikan sepuluh tingkatan boddhisattwa”, adalah nama asli Borobudur.


Letak candi ini diatas perbukitan yang terletak di Desa Borobudur, Mungkid, Magelang atau 42 km sebelah laut kota Yogyakarta. Dikelilingi Bukit Manoreh yang membujur dari arah timur ke barat. Sementara di sebelah timur terdapat Gunung Merapi dan Merbau, serta disebelah barat ada Gunumg Sindoro dan Gunung Sumbing.

Dibutuhkan tak kurang dari 2 juta balok batu andesit atau setara dengan 50.000m persegi untuk membangun Candi Borobudur ini. Berat keseluruhan candi mencapai 3,5 juta ton. Seperti umumnya bangunan candi, Bororbudur memiliki 3 bagian bangunan, yaitu kaki, badan dan atas. Bangunan kaki disebut Kamadhatu, yang menceritakan tentang kesadaran yang dipenuhi dengan hawa nafsu dan sifat-sifat kebinatangan. Kemudian Ruphadatu, yang bermakna sebuah tingkatan kesadaran manusia yang masih terikat hawa nafsu, materi dan bentuk. Sedangkan Aruphadatu yang tak lagi terikat hawa nafsu, materi dan bentuk digambarkan dalam bentuk stupa induk yang kosong. Hal ini hanya dapat dicapai dengan keinginan dan kekosongan

Rabu, 05 Desember 2012

keperawatan




BAB II

TINJAUAN DAN KAJIAN TEORITIS

A. TINJAUAN

Praktek Belajar Lapangan di Rumah Sakit RSUD Leuwiliang

1. Alamat Rumah Sakit

JL.Cibeber I,Leuwiliang – BOGOR

Telp.0251-8623490,8643291

2. Sejarah Rumah Sakit RSUD Leuwiliang

Tahun 2001 pelaksanaan pembangunan awal RSUD Leuwiliang,berdiri dari Gedung A,(dua lantai). Tanggal 3 April 2003 dibuka pelayanan Rawat jalan dengan status persiapan RSD Leuwiliang,manajemen masih bergabung dengan UPTD Puskesmas Leuwiliang, baru gedung A yang digunakan.

Seiring dengan perkembangan dan tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang lebih lengkap dari persiapan RSUD Leuwiliang pada bulan september 2009 pemerintah kabupaten bogor melanjutkan pembangunan gedung rumah sakit ditambah 4 gedung untuk sarana penunjang (Instalasi Gizi, IPSRS, Loundry dan Gedung Farmasi) sesuai dengan standar dan kebutuhan rumah sakit .

Selain pembangunan fisik gedung juga dilengkapi dengan perlengkapan medis dan sarana pendukung lainnya serta sumber daya manusianya meliputi penempatan dokter spesialis, penambahan tenaga medis dan paramedis serta tenaga-tenaga pendukung yang lainnya. Pada tanggal 23 februari 2012 persiapan RSUD Leuwiliang diresmikan operasionalnya sebagai Rumah Sakit Umum Daerah oleh Gubernur Jawa Barat.

Sejak 1 Maret 2011 pembentukan RSUD Leuwiliang sebagai SKPD di pemerintah kabupaten bogor dan terpisah dari dinas kesehatan kabupaten bogor berdasarkan perda No 02 tahun 2011 tentang Organisasi Rumah Sakit Umun Daerah. Maka sejak itu pula opersional manajemen RSUD Leuwiliang resmi dilaksanakan bukan sebagai UPT RSUD Lagi.



3. Visi Rumah Sakit Umun Daerah Leuwiliang

“ Menjadi rumah sakit terpercaya dan pilihan utama masyarakat”

4. Misi Rumah Sakit Umum Daerah Leuwiliang

* meningkatkan sumber daya manusia RS

* meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana

* meningkatkan pengelolaan manajemen yang profesional, inovatif dan dinamis

* memberikan pelayanan yang optimal dan responsive

* meningkatkan kerja sama dengan pihak ke-3

5. Motto Rumah Sakit Umum Daerah Leuwiliang

“: MELAYANI DENGAN HATI, BERTINDAK DENGAN LOGIKA”

6. Struktur Rumah Sakit Umum Daerah Leuwiliang







7. Visi Keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah Leuwiliang
8. Misi Keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah Leuwiliang

Misi keperawatan

a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga keperawatan untuk tercapainya mutu pelayanan keperawatan

b. Meningkatkan sarana dan prasarana peralatan keperawatan untuk menunjang kinerja tenaga keperawatan lebih optimal

c. Meningkatkan pengelolaan managemen keperawatan yang professional inovatif, dinamis, asuhan keperawatan

d. Memberikan pelayanan asuhan keperawatan professional secara holistik sesuai dengan standar asuhan keperawatan

e. Meningkatkan kerjasama dengan pihak ke-3 di bidang keperawatan

9. Gambaran umum Rumah Sakit Umum Daerah Leuwiliang

• Luas tempat

• Luas tanah 30000 m²

• Luas bangunan 7900 m²



Tabel kapasitas tempat tidur




NO

RUANG KELAS

KAPASITAS


1

VVIP

0 Tempat tidur


2

VIP

1 Tempat tidur


3

KELAS

6 Tempat tidur


4

KELAS 2

15 Tempat tidur


5

KELAS 3

77 Tempat tidur


6

ICU

0 Tempat tidur


7

PICU

0 Tempat tidur


8

NICU

0 Tempat tidur


9

TT BAYI BARU LAHIR

0 Tempat tidur


10

HCU

0 Tempat tidur


11

ICCU

0 Tempat tidur


12

TT DI KAMAR BERSALIN

0 Tempat tidur


13

TT DI RUANG OPRASI

0 Tempat tidur


*. Jenis pelayanan

• Pelayanan rawat jalan

• Pelayanan rawat inap

10. 10 besar macam penyakit di Rumah Sakit Umum Daerah Leuwiliang
10 macam penyakit di ruang anyelir (nifas)

• HEG (mual-mual pada ibu hamil)

• Post SC

• PEB

• ILO (infeksi luka operasi)

• Post Curette

• Anemia

• Abortus



B. KAJIAN TEORITIS

Kompetensi yang harus di capai selama praktek belajar lapangan

• Menyiapkan tempat tidur terbuka

• Menyiapkan tempat tidur tertutup

• Mengganti alat tenun dengan pasien di atasnya

• Memandikan pasien

• Menggunting kuku pasien

• Mencuci rambut pasien

• Membersihkan gigi dan mulut

• Pemberian oksigen melalui nasal kanul

• Pemberian oksigen melalui face mask

• Pemberian nebulizer

• Membantu pasien makan dan minum

• Memberikan nutrisi melalui NGT

• Membantu BAB/BAK

• Melakukan huknah rendah dan tinggi

• Memberikan huknah gliserin

• Melepas kateter pada pria/wanita

• Mengukur suhu tubuh

• Menghitung denyut nadi

• Menghitung pernapasan

• Mengukur tekan darah

• Membuat grafik suhu

• Memberikan obat secara oral

• Memberikan obat secara rectal/supositoria

• Memberikan tetes mata dan tetes telinga

• Mengganti cairan infus dang menghitung tetesan infus

• Melekukan perawatan luka infus

• Memberikan penyuluhan kesehatan

• Melakukan mobilisasi pasif pada klien/pasien

• Melakukan perawatan luka

• Memberikan kompres hangat

• Sputum

• Urin

• Faeces

• Memandikan bayi

• Merawat tali pusat

• Melakukan vulva hygiene

• Melakukan breast care

• Melakukan penyuluhan kesehatan pada ibu post partum

• Merawat lansia

• Mendampingi pasien dengan fase terminal

• Melakukan perawatan jenazah

• Membantu memasang NGT

• Membantu memberikan suntikan secara intra muskular

• Membantu memberikan suntikan secara subcutan

• Membantu memberikan suntikan secara intra vena/pengambilan sample darah vena

• Membantu memberikan suntikan secara intra cutan

• Membantu memberikan suntikan secara bolus intra vena

• Membantu memasang infus

• Membantu memasang kateter pada pria/wanita



















Misi, falsafah, tujuan bidang keperawatan dan tujuan keperawatan ruang anyelir (nifas)
Rumah Sakit Umum Daerah Leuwiliang

1. Misi keperawatan

• Meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga keperawatan untuk tercapainya mutu pelayanan keperawatan

• Meningkatkan sarana dan prasarana peralatan keperawatan untuk menunjang kinerja tenaga keperawatan lebih optimal

• Meningkatkan pengelolaan managemen keperawatan yang professional inovatif, dinamis, asuhan keperawatan

• Memberikan pelayanan asuhan keperawatan professional secara holistik sesuai dengan standar asuhan keperawatan

• Meningkatkan kerjasama dengan pihak ke-3 di bidang keperawatan


2. Falsafah keperawatan

• Manusia adalah individu yang memiliki kebutuhan Bio-psiko-sosial-spiritual yang unik,kebutuhan ini harus selalu di pertimbangkan dalam setiap asuhan keperawatan

• Pelayanan keperawatan di berikan sesuai standar untuk mencapai tujuan meningkatkan derajat kesehatan secara optimal kepada semua yang membutuhkan dengan tidak membedakan bangsa,suku,agama/kepercayaan dan statusnya

• Tujuan asuhan keperawatan dapat di capai melalui usaha bersama dari semua anggota tim kesehatan dan pasien/keluarga

• Dalam memberikan asuhan keperawatan perawat menggunakan proses keperawatan dengan 5 tahapan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan pasien/keluarga

• Perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat,memiliki wewenang melakukan asuhan keperawatan secara utuh berdasarkan standar asuhan keperawatan

• Tindakan keperawatan berkelanjutan harus di laksanakan secara terus menerus untuk pertumbuhan dan perkembangan staf dalam pelayanan keperawatan


3. Tujuan bidang keperawatan

• Meningkatkan pengelolaan managemen keperawatan dan kerja sama untuk menunjang pelayanan keperawatan

• Memberikan pelayanan keperawatann yang bermutu di dukung oleh tenaga keperawatan yang professional dan sarana prasarana yang sesuai dengan standar


4. Tujuan keperawatan rawat inap Anyelir (Nifas)

· Melaksanakan pengelolaan administrasi dan managemen keperawatan untuk mendukung terlaksanannya pelayanan keperawatan yang bermutu

· Memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan standar untuk memenuhi kebutuhan dasar,memecah terjadi infeksi nasokomial dan mempercaya kesembuhan pasien

· Menurunkan angka kematian pada ibu hamil dan bayi serta mengoptimalkan pemberian ASI ekslusif

BAB III
HASIL KEGIATAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LEUWILIANG

Hasil kegiatan selama praktek belajar lapangan di Rumah Sakit Umum Daerah Leuwiliang antara lain;

• Menyiapkan tempat tidur terbuka

• Menyiapkan tempat tidur dengan pasien di atasnya

• Menggunting kuku pasien

• Mencuci rambut pasien

• Membersihkan gigi dan mulut

• Membantu memasang oksigen melalui nasal kanul

• Pemberian nebulizer

• Mengukur suhu tubuh

• Mengukur tekanan darah

• Menghitung denyut nadi

• Menghitung respirasi

• Membuat grafik suhu

• Memberikan obat secara rectal/supositoria

• Mengganti cairan infus dan menghitung tetesan infus

• Memberikan penyuluhan kesehatan tentang diabetes melitus

• Melakukan vulva hygiene

• Membantu memberikan suntikan secara intra muskular

• Membantu memberikan suntikan secara intra vena

• Membantu memberikan suntikan secara intracutan

• Membantu memberikan suntikan secara subcutan

• Membantu pengambilan sample darah

• Membantu memberikan suntikan secara bolus intravena

• Membantu memasang infus

• Membantu GV (ganti verban)

• Membantu pemasangan kateter

• Membantu memandikan bayi

• Membantu mengoplos obat

• Membantu melepas NGT

• Memberikan obat oral

• Membersihkan selang infus/spul

• Membantu memasang infus









































B. KESIMPULAN DAN SARAN

• Kesimpulan

Pencapaian target selama PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN di RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LEUWILIANG

Ada beberapa target yang harus di capai, namun hanya 63,26% target yang telah tercapai yaitu 31 dari 49 target.

Dalam memenuhi pencapaian target ini kami mempunyai kendala, antara lain :

1. Kendala individu

• Kurangnya praktek laboratorium

• Kurangnya persiapan

• Kurangnya pendalaman teori

2. Alasan di rumah sakit

• Keterbatasan sarana dan prasarana

3. Alasan di sekolah

• Keterbatasan sarana dan prasarana

• Kurangnya praktek laboratorium

• Saran

1. Saran untuk siswa:

• Lebih aktif dalam bertanya

• Lebih aktif bekerja

• Lebih rajin

• Lebih giat

• Komunikasi lebih di tingkatkan kembali

• Etika harus lebih baik

• Sopan santun

• Lebih inisiatif

2. Saran untuk RSUD Leuwiliang:

• Diharapkan memperhatikan sarana dan prasarana

• Alat medis harap di lengkapi

• Harap meningkatkan tata tertib

• Tindakan yang dilakukan harap sesuai dengan prosedur



3. Saran untuk sekolah:

• Fasilitas Laboratorium harap dilengkapi

• Meningkatkan konsep belajar